Selayang Pandang

Selayang Pandang

Pekalongan adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Kajen merupakan ibukota kabupaten ini. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa dan Kota Pekalongan di utara, Kabupaten Batang di timur, Kabupaten Banjarnegara di selatan, serta Kabupaten Pemalang di barat.

Kabupaten Pekalongan terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng di bagian selatan. Sungai-sungai besar seperti Kali Sragi dan Kali Sengkarang bersama anak-anak sungainya mengalir dan bermuara ke Laut Jawa. Ibukota kabupaten, Kajen, terletak di tengah-tengah wilayah sekitar 25 km di selatan Kota Pekalongan.

Terdapat 19 kecamatan di Kabupaten Pekalongan, yang terdiri dari 270 desa dan 13 kelurahan. Kecamatan Kajen merupakan pusat pemerintahan kabupaten ini.

Kajen sebelumnya adalah sebuah kecamatan yang kini telah berkembang menjadi ibu kota kabupaten baru, menggantikan Pusat Pemerintahan Kabupaten Pekalongan yang terletak di Jl. Nusantara Nomor 1 Kota Pekalongan. Perpindahan ibu kota ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2001, meskipun SK Mendagri telah dikeluarkan pada tahun 1996. Hal ini berkaitan dengan proyek pembangunan sarana dan prasarana pemerintah yang sedang berlangsung secara bertahap di Kota Kajen.

Pekalongan telah terkenal sebagai kota batik yang berkembang pesat, terutama di kecamatan Buaran dan Wiradesa. Di sana, Anda akan menemukan banyak produsen batik ternama seperti Batik Humas (singkatan dari Husein Mohammad Assegaff). Selain itu, kota ini juga memiliki pabrik sarung (kain palekat) yang terkenal seperti Gajah Duduk dan WadiMoor.

Di bagian selatan terdapat daerah wisata pegunungan Linggo Asri, yang berjarak 37 km dari Kota Pekalongan ke arah Kajen (dari persimpangan Jalan Jakarta-Semarang ke selatan atau dari Kota Pekalongan ke arah Buaran). Di sini, Anda dapat menikmati pemandian dan taman bermain serta eksplorasi hutan pinus milik Perum Perhutani. Selain itu, daerah ini juga dikenal sebagai tempat tinggal komunitas Hindu di Pekalongan. Terdapat peninggalan penting seperti lingga dan yoni di sekitar 500 meter dari kompleks pemandian Linggo Asri.

Kabupaten Pekalongan memiliki banyak potensi wisata yang belum dimanfaatkan, seperti Pantai Sunter Depok, Ekowisata Petungkriyono, Wisata Air, Wisata Hutan, dan Wisata Budaya. Ini adalah peluang besar bagi investor yang ingin membangun obyek wisata baru di daerah ini. Mari menjadi bagian dari pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Kabupaten Pekalongan!

Bagi pecinta kuliner, Pekalongan menawarkan berbagai wisata kuliner yang menggugah selera seperti Taoto dan nasi megono. Taoto adalah varian soto yang menggunakan kuah taoco dan diisi dengan daging serta jerohan kerbau. Sedangkan megono terbuat dari cacahan nangka muda yang dibumbui parutan kelapa dan dikukus, sempurna untuk dinikmati saat masih hangat.

Pekalongan adalah kota yang terkenal dengan beragam makanan khasnya yang sangat lezat dan unik, di antaranya:

Megono adalah hidangan tradisional dari Kabupaten Pekalongan yang terbuat dari irisan nangka muda dan bumbu sambal kelapa. Hidangan ini memiliki rasa gurih dan pedas yang pas, dan biasanya disajikan dengan lalapan pete dan ikan goreng saat masih panas. Di bagian selatan Kabupaten Pekalongan, hidangan ini sering dibuat untuk acara hajatan sebagai oleh-oleh bagi tamu undangan. Tradisi ini telah diwariskan secara turun temurun sejak zaman dulu. Megono biasanya dibungkus dengan daun jati atau daun pisang, dan dalam bahasa setempat disebut “Sego Gori”.

Taoto adalah sup daging khas Pekalongan yang terkenal dengan kuahnya yang kental dan bumbu Taoco, yang terbuat dari kedelai yang difermentasi sampai menjadi kental.

Pindang Tetel merupakan salah satu hidangan yang mirip dengan soto, tetapi berbeda pada bumbu kuahnya yang menggunakan buah pucung yang sudah matang. Nikmati cita rasa yang unik dan lezat dari hidangan ini.

Iwak Panggang is a type of fish that is smoked, giving it a distinct color, flavor, and aroma. The unique smell of this fish can often be found in traditional markets in Pekalongan District. It is usually prepared with sambal (chili sauce), grilled, used in vegetable dishes, or fried.