Lemahnya Kaderisasi Sehingga Partai PPP Gagal Lolos ke Parlemen

Dari 18 partai politik yang berpartisipasi dalam pemilihan umum legislatif 2024, hanya delapan yang berhasil mencapai ambang batas 4% untuk mendapatkan kursi di DPR RI.

Dari delapan partai yang lolos, dua di antaranya dikenal sebagai partai-partai yang mewakili kelompok Islam, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain itu, ada juga Partai Amanat Nasional (PAN) yang berhasil memenuhi syarat.

PPP gagal memenuhi ambisi untuk masuk ke Senayan dengan hanya meraih 3,87% suara dalam pemilu kali ini.

Sejak pendirian PPP pada tahun 1973, ini adalah pertama kalinya mereka tidak terlibat dalam pembagian kursi di DPR.

Menurut Achmad Baidowi, ketua Dewan Pimpinan Pusat PPP, kita harus melakukan evaluasi untuk memperbaiki langkah-langkah di masa mendatang dan menyesuaikan dengan perubahan politik yang terjadi saat ini. Hal ini disampaikan kepada BBC News Indonesia pada Kamis (22/9).

Tidak hanya PPP, tiga partai Islam lain juga tidak berhasil mencapai ambang batas parlemen: Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Ummat, dan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Menurut Ujang Komarudin, seorang pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, partai-partai Islam yang ada di Indonesia tidak pernah menjadi partai utama.

Apa kesulitannya?

Sebagai salah satu partai yang sudah lama berdiri dan yang merupakan satu-satunya partai Islam yang masih ada sejak era Orde Baru, PPP memiliki keunggulan besar ketika Indonesia memasuki masa Reformasi pada tahun 1998. Hal ini dikatakan oleh Aisah Putri Budiatri, seorang peneliti di Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Menurut Aisah, ada kesempatan bagi dia untuk memperkuat posisi politiknya di era Reformasi dengan menggunakan aliran itu. Paling tidak, dia sudah memiliki kader-kader dan politisi-politisi yang memiliki hubungan dengan PPP sebelum masa Reformasi.

Sejak dimulainya Reformasi, PPP telah mengalami kesulitan dalam memanfaatkan kekuatan politik Islam. Menurut Aisah, partai ini bahkan terjebak menjadi pemain tengah yang tidak berpengaruh.

PPP didirikan pada tanggal 5 Januari 1973 dan merupakan gabungan dari empat partai Islam: Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti).

Kelahirannya merupakan upaya dari pemerintah Orde Baru untuk menyederhanakan sistem kepartaian di Indonesia.

Di Indonesia, ada berbagai partai politik yang mewakili berbagai golongan dan ideologi. Salah satunya adalah PPP, yang merupakan gabungan dari partai-partai Islam. Sejak tahun 1999, PDI juga telah mengalami perubahan dengan berganti nama menjadi PDI-P setelah dikomandani oleh Megawati Soekarnoputri.

Sejak pemilu legislatif tahun 1977 hingga 1997, hanya ada tiga partai politik yang ikut serta, yaitu Partai Golkar, PPP, dan PDI. Hal ini menunjukkan bahwa sistem politik di Indonesia pada masa itu sangat terbatas dan tidak mewakili keberagaman opini dan pandangan masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak partai politik yang muncul dan berpartisipasi dalam proses pemilu untuk memberikan pilihan yang lebih luas bagi pemilih.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *